https://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/issue/feedJurnal Berita Kesehatan2025-07-28T23:54:22+00:00Sri Wahyuni BahrumLppm@stikes.gunungsari.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Berita Kesehatan (JBK) merupakan bagian dari LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Sari, Makassar. JBK merupakan wadah publikasi illmiah untuk peneliti, dosen, dan praktisi kesehatan secara umum. JBK pertama kali diterbitkan dengan ISSN <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2356-1068"><strong>2356-1068</strong></a> Volume 1 No. 1 pada tahun 2014 yang menerbitkan jurnal sebanyak dua kali dalam setahun. Awal JBK saat belum bergabungnya dua nama yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan dan Akademi Kebidanan Gunung Sari Makassar. Saat pertama kali, JBK dibawah naungan STIKPER pada tahun 2014 dan beralih menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Sari pada bulan Agustus 2019. Saat ini artikel yang diterbitkan oleh JBK telah dilakukan telaah bersama teman sejawat yang memiliki keahlian yang relavan.</p>https://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/269Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuwarasan Kabupaten Kebumen2025-07-22T06:44:50+00:00Farida Rina Purwantihazar3108@gmail.comSawitri Dewisawitridewi79@gmail.com<p><em>World Health Organization</em> (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK pada kehamilan secara global 35% sampai 75%. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan KEK. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2023 menunjukkan bahwa di Indonesia, prevalensi KEK pada wanita hamil adalah 17,3% dari seluruh ibu hamil di Indonesia. Persentase Ibu Hamil KEK di Jawa Tengah masih tinggi (20%) diatas target nasional pada RPJMN 2020-2024 (13%). Angka kejadian Kekurangan Energi Kronis di Kebumen tahun 2023 sebesar 8.8%.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan peneliian korelatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kuwarasan yang berjumah 482 ibu hamil. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan <em>purposive sampling</em> dan diperoleh 85 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang berjumlah 30 pertanyaan dan kuesioner sikap tentang gizi kehamilan yang berjumlah 10 pertanyaan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji <em>Rank Spearman </em>dengan taraf signifikan 95%. Terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuwarasan Kabupaten Kebumen dengan <em>p-value </em>0,000< 0,05, dan nilai koefisien korelasi sebesar 0.692.</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Farida Rina Purwanti, Sawitri Dewihttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/255Hubungan Peran Serta Keluarga Terhadap Kemandirian Aktivitas Lansia Di Wilayah Puskesmas Satui2025-06-10T05:58:26+00:00Imelda Appulembangimeldaappulembang@gmail.comNormalia Normalianormalia388@gmail.comRahmia Rahmiaimeldaappulembang08@gmail.com<p>Penurunan aktivitas kehidupan sehari-hari pada lansia sering kali disebabkan oleh berbagai faktor fisik, seperti kekakuan sendi, keterbatasan pergerakan, dan gangguan pada sistem tubuh lainnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan adalah kurangnya peran aktif keluarga dalam mendukung pemeriksaan kesehatan lansia secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran serta keluarga terhadap kemandirian aktivitas lansia di wilayah Puskesmas Satui. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan <em>cross-sectional</em>, menggunakan sampel 20 lansia dari Desa Makmur Mulia. Teknik pengambilan sampel adalah <em>consecutive sampling</em>. Hasil analisis menggunakan uji gamma menunjukkan bahwa hubungan antara peran serta keluarga dan kemandirian aktivitas lansia signifikan secara statistik dengan P-Value sebesar 0,040, pada tingkat signifikansi 5%. Nilai korelasi sebesar 0,951 menunjukkan bahwa hubungan tersebut sangat kuat dan positif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi peran serta keluarga dalam mendukung lansia, semakin tinggi pula kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari- hari. Berdasarkan temuan ini, adanya hubungan antara peran serta keluarga terhadap kemandirian aktifitas lansia, disarankan untuk mengadakan program penyuluhan rutin bagi keluarga mengenai pentingnya peran mereka dalam mendukung kemandirian lansia.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 imelda appulembang, Normalia Normalia, Rahmia Rahmiahttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/266Dari Sedenter ke Aktif: Makna Sosial dan Budaya Perubahan Perilaku Olahraga Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat2025-07-21T04:44:12+00:00Adryani Sirandanadryani1989@gmail.comArlin Adamarlin_adam@yahoo.comAndi Alimandi_alimbagu@yahoo.co.id<p style="margin: 0in; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: 10.0pt;">Perubahan gaya hidup dari sedenter menjadi aktif secara fisik di kalangan pegawai pemerintahan mencerminkan proses transformasi yang kompleks dan sarat makna sosial-budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna sosial dan budaya perubahan perilaku olahraga pada pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat. Pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologis digunakan untuk memahami pengalaman subjektif pegawai yang mengalami transisi gaya hidup, serta faktor-faktor yang memengaruhi perubahan tersebut. Informan dipilih secara purposif, dan data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan perilaku olahraga tidak hanya dipicu oleh motivasi personal, tetapi juga didukung oleh lingkungan sosial, budaya organisasi, dan dinamika kelembagaan. Olahraga dimaknai sebagai ekspresi penghargaan diri, peningkatan identitas sosial, serta sarana menjaga kesehatan fisik dan mental. Hambatan seperti keterbatasan waktu, beban kerja, dan fluktuasi semangat diatasi melalui dukungan sosial serta strategi pribadi. Dampak perubahan dirasakan dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan kebugaran, rasa percaya diri, keseimbangan emosional, hingga relasi sosial yang lebih baik. Refleksi dan harapan para informan menggarisbawahi pentingnya peran institusi dalam membentuk budaya kerja yang mendukung gaya hidup sehat. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kebijakan kelembagaan dan program kolektif sebagai upaya mendorong keberlanjutan perubahan gaya hidup aktif di lingkungan birokrasi.</span></p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Adryani Sirandan, Arlin Adam, Andi Alimhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/277Konstruksi Sosial Masyarakat Terhadap Program BIAS di Tengah Ketidakpastian Pascapandemi: Studi Kualitatif di Puskesmas Baebunta2025-07-27T23:27:26+00:00Jamaluddin Jamaluddinjamaluddin14n@gmail.comArlin Adamarlin_adam@yahoo.comAndi Alimandi_alimbagu@yahoo.co.id<p>Pandemi COVID-19 telah membawa dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk persepsi masyarakat terhadap program imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana konstruksi sosial masyarakat terbentuk terhadap Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di masa pascapandemi, dengan fokus pada wilayah kerja Puskesmas Baebunta, Kabupaten Luwu Utara. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Informan penelitian terdiri atas orang tua murid, petugas puskesmas, guru sekolah dasar, dan tokoh masyarakat yang dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, sedangkan analisis dilakukan secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sosial masyarakat terhadap BIAS mengalami pergeseran signifikan setelah pandemi. Sebelum pandemi, program ini diterima dengan baik oleh masyarakat karena dianggap penting dalam melindungi anak dari penyakit menular. Namun, pascapandemi, muncul resistensi yang didorong oleh informasi negatif dari media sosial, kekhawatiran terhadap efek samping vaksin, dan isu kehalalan yang memengaruhi keyakinan sebagian masyarakat. Meski demikian, terdapat pula masyarakat yang tetap mendukung program BIAS karena memahami manfaatnya secara medis dan sosial. Puskesmas Baebunta merespons dinamika ini dengan strategi komunikasi dan pendekatan sosial, seperti penyuluhan langsung, metode jemput bola, dan edukasi yang melibatkan pihak sekolah serta tokoh masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan pelaksanaan program imunisasi tidak hanya bergantung pada ketersediaan layanan kesehatan, tetapi juga pada konstruksi sosial yang terbentuk di masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan partisipatif dan kultural yang mengedepankan edukasi, kepercayaan, serta kolaborasi lintas sektor untuk membangun kembali partisipasi masyarakat terhadap imunisasi anak di era pascapandemi</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Jamaluddin Jamaluddin, Arlin Adam, Andi Alimhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/263Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Nifas di Rumah Sakit Kasih Ibu Saba2025-07-22T05:07:29+00:00Kadek Nia Susantikadeknia.1115@gmail.comPande Putu Indah Purnamayanthipandeindah25@gmail.comPande Putu Novi Ekajayantinoviekajayanti95@gmail.com<p>Masa nifas merupakan periode transisi yang rentan terhadap perubahan fisik dan psikologis, salah satunya adalah kecemasan. Pijat oksitosin merupakan intervensi nonfarmakologis yang diyakini mampu menurunkan kecemasan melalui stimulasi hormon oksitosin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap tingkat kecemasan pada ibu nifas di RS Kasih Ibu Saba. Penelitian menggunakan desain pre-eksperimental dengan pendekatan <em>one group pretest-posttest</em>. Sampel berjumlah 30 ibu nifas yang dipilih secara <em>accidental sampling</em>. Intervensi berupa pijat oksitosin dilakukan selama 10–15 menit sebanyak tujuh kali dalam tujuh hari. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner <em>Perinatal Anxiety Screening Scale</em> (PASS). Analisis data menggunakan uji <em>Paired t-test</em>. Terdapat penurunan rerata skor kecemasan dari 40,77 menjadi 29,53 dengan selisih mean 11,24. <em>Uji Paired t-test</em> menunjukkan nilai <em>p</em> < 0,001 dan <em>t</em> = -10,113, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap penurunan tingkat kecemasan setelah intervensi. Pijat oksitosin terbukti dalam menurunkan tingkat kecemasan pada ibu nifas. Intervensi ini dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pelayanan postnatal berbasis pendekatan holistik.</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Kadek Nia Susanti, Pande Putu Indah Purnamayanthi, Pande Putu Novi Ekajayantihttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/273Hubungan Imunisasi Dasar Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan2025-07-25T03:29:55+00:00Ni Wayan Juniantiwayanjunianti09@gmail.comAsep Arifin Senjayaaseparifinsenjaya@yahoo.comNi Luh Putu Sri Erawatierawatiiputu@yahoo.com<p>Stunting memberikan efek jangka panjang dan pendek kepada bayi. Faktor langsung yang menyebabkan <em>stunting</em> yaitu asupan makanan yang masih kurang dan adanya suatu penyakit infeksi. Infeksi bisa disebabkan karena bayi tidak mendapatkan imnisasi lengkap sehingga menyebabkan terganggunya tumbuh kembang bayi. Tujuan penelitian mengetahui hubungan imunisasi dasar dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Nusa Penida III. Jenis penelitian analitik korelasi dengan pendekatan <em>cross sectional. </em>Besar sampel 56 orang yang diambil secara <em>purposive sampling</em>, analisa dengan <em>rank spearman. </em>Hasil penelitian 91,1% balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap, balita sangat pendek 3,6%, pendek 8,9%. balita yang mendapatkan imunisasi dasar namun tidak lengkap, dengan kondisi sangat pendek sebanyak 2 orang (40%) dan pendek 2 orang (40%). Namun didapati 3 balita (3,9%) dengan kondisi pendek walaupun telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Kesimpulan berarti ada hubungan antara imunisasai dasar dengan stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Nusa Penida III. Kepada orang tua yang memilik Balita agar memberikan imunisasi lengkap kepada bayinya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah stunting dan kepada tenaga kesehatan perlu bekerjasama dengan tokoh mayarakat dan kader untuk melakukan <em>sweeping </em>terhadap balita yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ni Wayan Junianti, Asep Arifin Senjaya, Ni Luh Putu Sri Erawatihttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/260Peran Kearifan Lokal Dalam Edukasi Menyusui: Upaya Meningkatkan Keefektifan Menyusui Pada Ibu Nifas2025-07-11T02:41:03+00:00Kasmayani Kasmayanikasmayaniyusran@gmail.comAdeliana Adelianaadeliana.palopo@gmail.comDewi Hastutydewihastuty77@gmail.comYuniar Dwi Yantiyuniardwiyanti@gmail.comDyah Tahirdyahtahir@umegabuana.ac.id<p>Teknik menyusui merupakan faktor penting yang mempengaruhi produkasi ASI, dikarenakan jika teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu tidak menyusui bayinya. Pemberian ASI yang tidak adekuat dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi dan bayi rentan terhadap penyakit yang pada akhirnya menyebabkan kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh edukasi teknik menyusui terhadap keefektifan ibu nifas dalam menyusui di Puskesmas Wara Kota Palopo. Metode penelitian ini menggunakan <em>pre eksperimen </em>dengan desain <em>one group pretest-postest</em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>accidental sampling </em>berjumlah 21 ibu nifas. Instrumen penelitian menggunkan ceklis penilain posisi menyusui sebelum dan sesudah diberikan edukasi teknik menyusui. Uji statistik menggunakan uji <em>Wilcoxon Test</em>. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan keefektifan ibu nifas sebelum diberikan edukasi dan setelah diberikan edukasi teknik menyusui. Analisa data diketahui <em>P-value </em>0,000. Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh edukasi teknik menyusui terhadap keefektifan ibu nifas dalam menyusui di Puskesmas Wara Kota Palopo.</p> <p>Teknik menyusui merupakan faktor penting yang mempengaruhi produkasi ASI, dikarenakan jika teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu tidak menyusui bayinya. Pemberian ASI yang tidak adekuat dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi dan bayi rentan terhadap penyakit yang pada akhirnya menyebabkan kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh edukasi teknik menyusui terhadap keefektifan ibu nifas dalam menyusui di Puskesmas Wara Kota Palopo. Metode penelitian ini menggunakan <em>pre eksperimen </em>dengan desain <em>one group pretest-postest</em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>accidental sampling </em>berjumlah 21 ibu nifas. Instrumen penelitian menggunkan ceklis penilain posisi menyusui sebelum dan sesudah diberikan edukasi teknik menyusui. Uji statistik menggunakan uji <em>Wilcoxon Test</em>. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan keefektifan ibu nifas sebelum diberikan edukasi dan setelah diberikan edukasi teknik menyusui. Analisa data diketahui <em>P-value </em>0,000. Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh edukasi teknik menyusui terhadap keefektifan ibu nifas dalam menyusui di Puskesmas Wara Kota Palopo.</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Kasmayani Kasmayani, Adeliana Adeliana, Dewi Hastuty, Yuniar Dwi Yanti, Dyah Tahir, Husnul Khatimahhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/271Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 0 – 3 Bulan Di Biarose Baby Spa2025-07-21T14:16:11+00:00Putu Yunia Ulandari APyunia.yn18@gmail.comPande Putu Indah Purnamayanthipandeindah25@gmail.comPande Putu Novi Ekajayantinoviekajayanti95@gmail.com<p>Salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang adalah kualitas tidur. Pijat bayi merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang terbukti mampu meningkatkan kualitas tidur bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 0–3 bulan di Biarose Baby Spa. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan rancangan <em>one group pretest-posttest design</em>. Sampel berjumlah 30 bayi yang diambil dengan teknik <em>non probability sampling</em>. Intervensi berupa pijat bayi dilakukan 1 kali dalam seminggu selama 1 bulan, masing-masing selama 15–30 menit, menggunakan VCO dan teknik pijat standar. Kualitas tidur bayi diukur menggunakan lembar observasi sebelum dan sesudah intervensi. Analisis data dilakukan menggunakan uji <em>Wilcoxon</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan pijat bayi, 66,7% bayi memiliki kualitas tidur kurang, dan 33,3% memiliki kualitas tidur baik. Setelah diberikan pijat bayi, seluruh sampel (100%) memiliki kualitas tidur yang baik. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p = 0,000 (< 0,05), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara kualitas tidur bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi.</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Putu Yunia Ulandari AP, Pande Putu Indah Purnamayanthi, Pande Putu Novi Ekajayantihttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/258Pengaruh Mengkonsumsi Susu Terhadap Ibu Hamil Dan Perkembangan Janin : Literature Review2025-07-05T12:38:14+00:00Natasha Noviantynatashanovianty1995@gmail.com<p><strong>Latar belakang: </strong>Masa kehamilan merupakan salah satu masa kritis tumbuh-kembang manusia yang singkat (<em>Window of Opportunity</em>). Karena kekurangan gizi pada masa tersebut akan menimbulkan kerusakan awal pada kesehatan, perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan sekolah dan daya produksi yang bersifat menetap, tidak dapat diperbaiki. Pertumbuhan janin dalam kandungan ibu sangat bergantung pada asupan gizi ibu. Janin yang dalam kandungannya mengalami kekurangan gizi, maka anaknya kelak pada usia dewasa akan beresiko lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif (Diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke) dibanding dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi. <strong>Tujuan:</strong> Menganalisis konsumsi Susu untuk ibu hamil, apakah mengkonsumsi susu ibu hamil baik selama masa kehamilan. <strong>Hasil:</strong> Dari penelusuran artikel yang dilakukan terdapat 10 artikel, metode penelitian artikel yang dianalisis beragam, metode penelitian tersebuat adalah eksperimen<em>, post test</em> design dengan satu kelompok maupun dua kelompok. Tempat penelitian semua berada di negara Indonesia. Semua artikel yang dijadikan Literature Review menunjukkan hasil yang sama, yaitu ibu hamil yang mengkonsumsi susu ibu hamil baik untuk memenuhi gizi ibu hamil dan baik juga untuk perkembangan janin. <strong>Kesimpulan</strong>: mengkonsumsi susu ibu hamil menunjukkan bahwa adanya pengaruh konsumsi susu ibu hamil terhadap pemenuhan gizi ibu hamil dan perkembangan janin yang dikandung</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Natasha noviantyhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/268Hubungan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Sumingkir, Jeruklegi Kabupaten Cilacap 2025-07-23T02:38:23+00:00Umiatun Tristiyantiumiatuntristiyantioffice@gmail.comSawitri Dewisawitridewi1979@gmail.com<p>Data WHO (2022) terdapat 21,2% atau sekitar 148.1 juta balita usia dibawah 5 tahun di dunia mengalami stunting. Indonesia menduduki peringkat ketiga diantara negara-negara di Asia dengan angka stunting sebesar 21.6%, setelah Timor Leste (50,2%) dan India (38,4%) (Kemenkes RI, 2022). Menurut data Survei Status Gizi Indonesa tahun 2021, prevalensi angka stunting di Jawa Tengah masih terbilang tinggi, yakni berada di angka 24,5%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2023, angka kejadian stunting tertinggi di Jawa Tengah adalah Kabupaten Breres. Kabupaten Cilacap menempati urutasn kesembilan di Jawa Tengah dengan presentase 18.5% diantaranya terdapat 63 balita stunting di Wilayah kerja Puskesmas Jeruklegi I. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian korelatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin berjumlah 204 balita. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan <em>purposive sampling</em> dan diperoleh 85 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner riwayat pemberian ASI dan pengukur TB berupa stadiometer. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji <em>Chi Square </em>dengan taraf signifikan 95%. Hasil uji statistik <em>Chi Square </em>diperoleh nilai <em>p</em><em>-value</em> 0,034< 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap</p> <p> </p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 UMIATUN TRISTIYANTI, Sawitri Dewihttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/279Gambaran Indikasi Ibu Bersalin Dengan Tindakan Seksio Sesarea Di UPTD RSUD Gema Santi Nusa Penida Tahun 20242025-07-28T23:54:22+00:00Ni Made Rahayu Dwipayantirahayudwipayanti12@gmail.comI Nyoman Wiratainyomanwirata1973@gmail.comNi Luh Putu Sri Erawatierawatiputu193@gmail.comNi Wayan Ariyaniariyaniwayan@ymail.comAsep Arifin Senjayaaseparifinsenjaya@yahoo.com<p>Bali memiliki tingkat persalinan SC tertinggi kedua secara nasional yaitu 30,2% dan tingginya angka persalinan SC di RS Gema Santi Nusa Penida menarik untuk diteliti. Risiko komplikasi pada persalinan dengan seksio sesarea lima kali lebih besar dibandingkan persalinan normal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran indikasi persalinan seksio sesarea di RSUD. Gema Santi Nusa Penida tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan <em>cross sectional. </em>Sampel penelitian didapat dari data sekunder berupa rekam medis di SIMRS dan kohort ibu bersalin di ruang kebidanan (VK) dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 602 data ibu bersalin dengan tindakan SC, didapatkan gambaran karakteristik kejadian persalinan SC terbanyak diusia reproduktif 20-35 tahun yaitu 86 %, dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA sebanyak 76,2 %, pada paritas tertinggi multigrande 59,8 %, dan pekerjaan Ibu tertinggi yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak 58,1 %. Sedangkan Indikasi dilakukan tindakan SC adalah 72,3 % merupakan indikasi mutlak pada</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ni Made Rahayu Dwipayanti, I Nyoman Wirata, Ni Luh Putu Sri Erawati, Ni Wayan Ariyani, Asep Arifin Senjayahttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/264Hubungan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Dengan Kenaikan Tinggi Badan Pada Balita Stunting Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Jeruklegi Ii Tahun 20242025-07-20T08:57:41+00:00Mega Kusumafathurassy@gmail.comKhamidah Achyarkhamidahachyar30@gmail.com<p>Data WHO tahun 2022 menyebutkan bahwa 21,2% atau sekitar 148.1 juta balita usia dibawah 5 tahun di dunia mengalami stunting. Indonesia menduduki peringkat ketiga diantara negara-negara di Asia dengan angka stunting sebesar 21.6%. Prevalensi angka stunting di Jawa Tengah masih terbilang tinggi, yakni berada diangka 24,5%. Kabupaten Cilacap menempati urutan kesembilan stunting dengan presentase 18.5% diantaranya terdapat 125 balita stunting di Wilayah kerja Puskesmas Jeruklegi II. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal dengan kenaikan tinggi badan pada balita stunting usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jeruklegi II. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan desain <em>retrospektif</em> dengan tipe <em>c</em><em>ross </em><em>s</em><em>ectional</em>. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 124 balita stunting. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan <em>purposive sampling</em> dan diperoleh 54 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar <em>cheklist</em>. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medik Puskesmas Jeruklegi II di melalui aplikasi EPPBGM. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi <em>chi square </em>dengan taraf signifikan 95%. Hasil uji statistik <em>chi square</em> diperoleh nilai <em>p-value </em>0,000< 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal dengan kenaikan tinggi badan pada balita stunting usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jeruklegi II, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal dengan kenaikan tinggi badan pada balita stunting usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jeruklegi II</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Mega Kusuma, Khamidah Achyarhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/276Makna Sosial Budaya di Balik Praktik Inovasi “Gerimis Terus” dalam Pencegahan Stunting di Kota Palopo2025-07-26T12:50:26+00:00Arman Armanarmanstikeskjp@yahoo.co.idArlin Adamarlin_adam@yahoo.comAndi Alimandi_alimbagu@yahoo.co.id<pre class="tw-data-text tw-text-large tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Terjemahan" data-ved="2ahUKEwjAjYyZqtqOAxXWyjgGHfCAPIIQ3ewLegQICRAV" aria-label="Teks terjemahan: This study aims to explore the social and cultural meanings behind the implementation of the "Gerimis Terus" innovation as a stunting prevention strategy in Palopo City. This program is a movement to drink milk and eat boiled eggs regularly, targeting children, pregnant women, and toddlers. The study used a qualitative approach with a case study method, involving informants consisting of health workers, integrated health post (Posyandu) cadres, community leaders, pregnant women, and mothers of toddlers. Data were collected through in-depth interviews, observation, and documentation, then analyzed thematically. The results of the study indicate that the "Gerimis Terus" program has strong social and cultural meaning for the community. This program was enthusiastically received because it was considered relevant to local values such as mutual cooperation and concern for the health of the next generation. Social interactions between health workers, cadres, and the community were effective thanks to good communication and the active participation of all parties.">Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna sosial dan budaya di balik pelaksanaan inovasi “Gerimis Terus” sebagai strategi pencegahan stunting di Kota Palopo. Program ini merupakan gerakan minum susu dan makan telur rebus secara rutin yang menyasar anak-anak, ibu hamil, dan balita. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, melibatkan informan yang terdiri dari petugas kesehatan, kader posyandu, tokoh masyarakat, ibu hamil, dan ibu balita. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program “Gerimis Terus” memiliki makna sosial dan budaya yang kuat bagi masyarakat. Program ini diterima dengan antusias karena dinilai relevan dengan nilai-nilai lokal seperti gotong royong dan kepedulian terhadap kesehatan generasi penerus. Interaksi sosial antara petugas kesehatan, kader, dan masyarakat berjalan efektif berkat komunikasi yang baik dan peran aktif semua pihak. Masyarakat menunjukkan adaptasi yang positif, terlihat dari perubahan perilaku konsumsi gizi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan. Faktor sosial budaya, seperti nilai kekeluargaan, mendukung keberhasilan program, meskipun masih ditemukan hambatan berupa kebiasaan makan atau pemahaman yang belum merata. Secara keseluruhan, program ini memberi dampak nyata terhadap perubahan kebiasaan dan pola pikir masyarakat terkait pencegahan stunting. Penelitian ini merekomendasikan agar inovasi “Gerimis Terus” terus dikembangkan dengan memperkuat dukungan lintas sektor, memperluas jangkauan sasaran, serta memperhatikan dinamika sosial budaya lokal sebagai kekuatan dalam mendorong perubahan perilaku kesehatan masyarakat.</pre>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Arman Arman, Arlin Adam, Andi Alimhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/261Hubungan Cara Perawatan Tali Pusat Dengan Lamanya Waktu Pelepasan Tali Pusat2025-07-11T02:41:34+00:00Anjelina Puspita Sarianjelina_ps@ukmc.ac.idTitin Dewi Sartika Silabantitindewi@ukmc.ac.idRomlah Romlahireneromlah@ukmc.ac.id<p>Perawatan tali pusat yang dibiarkan terbuka tanpa kasa kering atau antiseptik lainnya lebih efektif. Pelepasan tali pusat dengan bantuan udara mempercepat puputnya. Infeksi tali pusat adalah penyebab utama rasa sakit dan kematian di banyak negara, terhitung 15% dari semua kematian bayi baru lahir di seluruh dunia pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengobatan tali pusat dengan lamanya waktu tali pusat dilepaskan. Metode: Jenis penelitian menggunakan analitik observasional menggunakan desain penampang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2025, dengan sampel 50 responden. subjek penelitian. Subjek penelitian dibedakan menjadi dua kelompok yaitu BBL yang dilakukan perawatan tali pusat metode terbuka, dan BBL yang dilakukan perawatan tali pusat metode tertutup. Teknik analisis menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan uji <em>Chi-Square</em> didapatkan <em>P-value</em> 0,003 lebih kecil dari 0,05, maka ada hubungan signifikan antara cara perawatan tali pusat dengan lamanya waktu pelepasan tali pusat. Kesimpulannya, semakin cepat pelepasan tali pusat, risiko infeksi pada tali pusat juga akan menurun.</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Anjelina Puspita Sari, Titin Dewi Sartika Silaban, Romlah Romlahhttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/272Pertanggungjawaban Bidan Atas Tindakan Malpraktik Medis Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata 2025-07-24T23:31:55+00:00Rosnida Rosnidarosnidash12@gmail.comYeni Haeraniyenihaerani99@gmail.comLa Ode Awal Saktiawalsakti122@gmail.comHartati Shartati.safaruddin27@gmail.com<p>Studi ini mengeksplorasi perbuatan bidan yang termasuk dalam kategori malpraktik medis serta analisis pertanggungjawaban secara hukum perdata berdasarkan tindakan tersebut. Tujuan penelitian ini dilaksanakan agar bidan dan tenaga kesehatan pada umumnya dapat mengetahui tindakan-tindakan yang dapat digolongkan malpraktik medis agar dalam melaksanakan tugasnya dalam pelayanan kesehatan dapat terhindar dari tindakan malpraktik medis. Penelitian ini menggunakan metode normatif dengan pendekatan yuridis, di mana data yang dianalisis berasal dari sumber sekunder, yakni bahan hukum primer, sekunder, dan tertier Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam konteks hukum perdata, suatu tindakan bidan dapat dianggap sebagai malpraktik medis apabila: terjadi penyimpangan dari standar profesi; terdapat kelalaian meskipun dalam bentuk ringan; dan ada keterkaitan langsung antara tindakan tersebut dengan kerugian yang ditimbulkan. Dalam hal terjadi malpraktik medis, bidan dapat dimintai pertanggungjawaban berdasarkan: pelanggaran kontrak atau wanprestasi (Pasal 1239 BW); perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 BW); kelalaian yang menyebabkan kerugian (Pasal 1366 BW); dan d) tanggung jawab atas perbuatan pihak yang berada di bawah pengawasannya (Pasal 1367 BW)</p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Rosnida Rosnida, Yeni Haerani, La Ode Awal Sakti, Hartati Shttps://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/259Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja dan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas: Studi Tinjauan Literatur2025-07-07T05:01:48+00:00Fachrudin Suryadi Harunrudyharun23@gmail.comArlin Adamarlin_adam@yahoo.comAndi Alimandi_alimbagu@yahoo.co.id<p style="margin: 0in; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: 11.0pt;">Budaya organisasi memegang peran penting dalam mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan di Puskesmas sebagai fasilitas layanan primer. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dan mutu pelayanan di Puskesmas. Kajian dilakukan melalui pendekatan <em>Systematic Literature Review</em> terhadap sepuluh artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam kurun waktu 2015–2024. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya seperti disiplin, empati, kerja sama tim, keterbukaan, dan inovasi secara konsisten mendukung peningkatan kinerja pelayanan, kepuasan pasien, dan keberhasilan implementasi sistem informasi kesehatan seperti E-Puskesmas. Budaya organisasi juga terbukti berperan dalam memperkuat motivasi kerja tenaga kesehatan dan menciptakan lingkungan kerja yang adaptif serta produktif. Oleh karena itu, penguatan budaya organisasi yang positif menjadi strategi penting dalam meningkatkan mutu layanan Puskesmas dan membangun sistem pelayanan kesehatan yang berkelanjutan. Kajian ini merekomendasikan perlunya integrasi nilai budaya kerja dalam kebijakan pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan teknologi informasi di Puskesmas.</span></p>2025-07-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fachrudin Suryadi Harun, Arlin Adam, Andi Alim